The Blues melakoni start gemilang dengan menggebuk Leverkusen
2-0 di Stamford Bridge dalam laga perdana Grup D. Catatan positif ini
berlanjut dengan hasil imbang kala menyambangi tim kuat, Valencia, di
Mestalla, disusul pesta lima gol sewaktu menjamu Genk.
Sayang, kunjungan ke markas klub Belgia itu pada matchday keempat
tak berujung tripoin buat Chelsea. Unggul lebih dahulu melalui gol
Ramires di babak pertama, tim besutan Villas-Boas harus puas dengan
hasil akhir 1-1 setelah Genk menyamakan kedudukan pascarehat lewat
striker Jelle Vossen.
Situasi Chelsea sontak berubah
menjadi kelabu setelah mereka dipaksa menyerah 2-1 oleh Leverkusen di
BayArena. Gol pembuka skor Didier Drogba -- sekaligus gol pertamanya di
UCL musim ini -- seakan tak berarti lantaran Die Werkself mampu
membalas dua kali melalui Eren Derdiyok dan Manuel Friedrich.
Kekalahan
tersebut menjatuhkan The Blues ke posisi kedua di klasemen sementara,
mengantungi poin sama dengan Valencia di tempat ketiga. Duel kedua tim
di Bridge pada matchday pamungkas pun jadi partai hidup-mati.
Namun Chelsea dapat menjawab tantangan dengan sempurna. Kontribusi gol
Drogba dan Ramires menutup paruh pertama dengan keunggulan tuan rumah
2-0. Drogba kembali masuk scoresheet di paruh kedua guna melengkapi kemenangan 3-0.
Karena
di saat bersamaan Leverkusen hanya mencatat skor seri 1-1 di kandang
Genk, Chelsea pun berhak memuncaki klasemen akhir dengan surplus satu
poin atas sang wakil Bundesliga.
Klasemen Akhir Grup E
M M S K Gol Poin
Chelsea 6 3 2 1 (13-4) 11
Bayer Leverkusen 6 3 1 2 (8-8) 10
Valencia 6 2 2 2 (12-7) 8
Genk 6 0 3 3 (2-16) 3
Dan
yang buat gue lebih seneng lagi, Manchester United ga lolos dari fase
grup. Finalis Liga Champions 2011 turun kasta loooh ke Liga Eropa. Ciyan
yah~
Di first knock-out round, hasil undian mempertemukan Chelsea dengan Napoli, salah satu kuda hitam asal Italia yang melaju sebagai runner-up
Grup A, disebut-sebut sebagai grup neraka UCL 2011/12. Tanpa kemenangan
di empat gim resmi terakhir, The Blues bertandang ke San Paolo pada 21
Februari. Harapan kubu tamu sempat membuncah saat kesalahan Paolo
Cannavaro memudahkan Juan Mata membobol gawang Morgan De Sanctis (27').
Akan
tetapi, I Vesuviani yang memang tampil lebih impresif mampu
membalikkan skor sebelum turun minum via Ezequiel Lavezzi dan Edinson
Cavani. Lavezzi lantas mencetak gol keduanya pada menit ke-65 dan
memberikan Napoli keunggulan agregat signifikan 3-1 sebagai bekal
menghadapi leg kedua. Sekitar dua pekan setelah laga ini,
tepatnya ketika tim kembali menelan kekalahan, 1-0 atas West Brom di
Liga Primer, AVB digusur dari kursi manajer.
Di bawah caretaker Roberto Di Matteo *RDM menjadi pelatih sementara*
Chelsea mampu meraih kemenangan berurutan kontra Birmingham dan Stoke,
jelang menerima kedatangan Napoli. Meski begitu, rasanya sedikit
sekali yang memprediksi The Pensioners bisa membalikkan defisit agregat.
Tapi itulah yang persis terjadi di Stamford Bridge pada 14 Maret.
Trigol Chelsea lewat Didier Drogba, John Terry, dan penalti Frank
Lampard, serta satu gol I Partenopei melalui Gokhan Inler dalam 90 menit
memaksa digelarnya perpanjangan waktu. Di babak inilah Branislav
Ivanovic muncul sebagai pemasti tiket perempat-final untuk Chelsea
dengan menyelesaikan assist Drogba. Comeback spektakuler ini mengobarkan keyakinan tim untuk melaju jauh.
Di
babak delapan besar, Chelsea kembali terundi menghadapi kuda hitam
lain, Benfica, tim yang sukses menjuarai Grup C, yang juga dihuni oleh
Manchester United, dan mengempaskan jawara Rusia, Zenit St. Petersburg,
di 16 besar. Namun Os Aguias toh sanggup diatasi The Blues. Gol tunggal Salomon Kalou menuntaskan sodoran Fernando Torres pada first leg di Estadio da Luz menghasilkan kemenangan tipis 1-0.
Pada
pertemuan kedua, konversi penalti Lampard di menit ke-21 disusul kartu
merah buat Maxi Pereira lima menit jelang turun minum seolah bakal
membuat Chelsea melenggang mudah. Tapi Benfica ternyata ogah menyerah
begitu saja. Dengan sepuluh pemain, armada asuhan Jorge Jesus dapat
menyamakan skor lewat Javi Garcia pada menit ke-85. Bagaimanapun,
sepakan keras Raul Meireles pada injury time akhirnya mengubur harapan klub negara kelahirannya, Portugal, itu.
Walau
keberhasilan membalikkan agregat atas Napoli terbilang fenomenal,
ujian terberat Chelseai tak pelak adalah saat bersua juara bertahan
turnamen, Barcelona. Di sinilah kepiawaian taktik Di Matteo berbicara.
Sadar tak mungkin unggul jika mengadu kualitas permainan dengan raksasa
Spanyol itu, dalam dua leg sang bos menginstruksikan
anak-anak asuhnya agar lebih berkonsentrasi di sektor belakang dan
melancarkan serangan balik kilat saat berhasil merebut bola. Hasilnya
paten, kendati banyak ditekan, Chelsea sukses memetik kemenangan 1-0
melalui Drogba pada gim pertama di Bridge.
Strategi
serupa tampak bakal patah saat The Blues ganti bertandang ke Camp Nou.
Dua gol Sergio Busquets (35') dan Andres Iniesta (43') diselingi
tindakan bodoh kapten John Terry menendang Alexis Sanchez dalam insiden
tanpa bola sehingga berujung straight red card (37') membuat
ketersingkiran Chelsea bagai sebuah keniscayaan. Namun harapan Chelsea
sontak merekah setelah Ramires menaklukkan Victor Valdes lewat tendangan
lob cantik memanfaatkan umpan Lampard yang jeli melihat lubang di lini
belakang Barca.
Skor 2-1 tak cukup buat The Catalans
karena Chelsea unggul dalam gol tandang, namun bombardir serangan yang
mereka lancarkan tak kunjung berbuah gol, termasuk penalti Lionel Messi
di awal babak kedua yang hanya membentur mistar. Justru pasukan Di
Matteo, yang terus bertahan dengan kokoh di sisa pertandingan, mampu
menyamakan kedudukan. Memanfaatkan garis pertahanan Barca yang sangat
tinggi, Fernando Torres melakukan sprint sendirian setelah
mengambil bola sapuan Ashley Cole. El Nino pun dengan dingin mengecoh
Valdes dan melesakkan gol penyeimbang pada injury time.
MATI KAU CULES ALAY!!!
*Chelsea menuntaskan dendam di semi-final 2009 dan melangkah ke partai puncak untuk kali kedua sepanjang sejarah*
Dan
sampai di final, Chelsea bertemu Bayern Muenchen yang mengalahkan Real
Madrid di semifinal. Chelsea kembali di uji, karena Muenchen bermain di
kandang sendiri, Allianz Arena. Parahnya lagi, Chelsea tanpa 4 pemain
inti yakni sang kapten John Terry, Branislav Ivanovic, Ramires, dan Raul
Meireles karena akumulasi kartu.
Bermain di Allianz Arena
yang notabene merupakan markas mereka sendiri, Bayern Muenchen
sebenarnya tampil mendominasi sepanjang pertandingan. Trio Mario Gomez,
Arjen Robben, dan Frank Ribery, berkali-kali malancarkan serangan ke
lini pertahanan Chelsea. Namun disiplinnya permainan lini belakang
Chelsea, ditambah kurang tenangnya pemain depan Muenchen dalam
penyelesaian akhir, membuat tak satupun peluang Muenchen berbuah gol.
Mario Gomez, Robben, Ribery, hingga Thomas Müller, sempat memperoleh
peluang bagus. Sayangnya tak satupun yang berhasil menembus gawang
Chelsea.
Sebaliknya tim asuhan Roberto Di Matteo, hanya sesekali
melakukan serangan. Namun seperti halnya Muenchen, kurang tenangnya
pemain Chelsea, membuat semua serangan yang dibangun bisa dipatahkan
lini belakang Muenchen. Alhasil hingga akhir babak pertama, skor imbang
0-0 untuk kedua tim tetap tak berubah.
Di babak kedua
permainan tak jauh berubah. Muenchen lebih banyak menyerang, sementara
Chelsea hanya sekali-sekali melakukan serangan balik. Adalah Thomas
Muller yang akhirnya mencetak gol pembuka di menit ke-83. Berawal dari
umpan silang Diego Contento di sisi kanan pertahanan Chelsea, Muller
yang tak terkawal, berhasil menyambut umpan tersebut dengan sundulan
yang tak mampu ditahan penjaga gawang Chelsea, Petr Cech. Pemain
belakang Chelsea yang lebih fokus menjaga Mario Gomez, membuat Muller
berada dalam posisi bebas, dan dengan leluasa menyambut umpan Contento
serta mengkonversinya menjadi gol.
Gue nangis
sejadi-jadinya, Chelsea pasti kalah! 10 menit lagi pertandingan
berakhir. Nyesek, Kecewa, Marah, Sedih, rasanya perjuangan Chelsea
sampai ke final sia-sia saja. Gue udah matiin TV, gue ga mau
nontooooooooooon! *ga tega*
Tiba-tiba gue di kagetkan oleh teriakan abang gue, Ternyata Didier Drogba
memperpanjang nafas Chelsea. Sundulannya di menit ke-89 membuat skor
imbang 1-1. Drogba berhasil menyambut umpan tendangan sudut Juan Mata.
Sundulannya mengarah ke tiang dekat, dan mengubah skor menjadi 1-1. *Gue langsung nonton lagi haha* Skor imbang ini berakhir hingga peliut panjang, dan membuat laga dilanjutkan ke masa perpanjangan waktu.
Di masa perpanjangan waktu, Muenchen sempat memperoleh peluang emas lewat penalti Arjen Robben di menit ke-95.
Penalti
diraih Muenchen lantaran Didier Drogba melakukan pelanggaran di kotak
penalti sendiri. Sayangnya tendangan penalti Robben berhasil ditangkap
oleh Petr Cech. Hingga dua kali perpanjangan waktu, skor tetap imbang
1-1, dan membuat pemenang pertandingan harus ditentukan lewat adu
tendangan penalti.
Di babak tos-tosan ini, gue udah
was-was loh. Tahu kan gimana Muenchen menyingkirkan Real Madrid di
semifinal lewat adu penalti? Kiper Muenchen itu loooh si Neuer!
Alhamdulillah
yaaah, dua algojo Bayern Muenchen, yakni Ivica Olic dan Bastian
Schweinsteiger gagal menjalankan tugasnya dengan baik. Sementara
penendang Chelsea yang gagal hanyalah Juan Mata. Empat penendang
lainnya, yakni David Luiz, Frank Lampard, Ashley Cole, dan Didier
Drogba, berhasil menaklukkan penjaga gawang Muenchen, Manuel Neuer.
Chelsea pun menang 5-4, sekaligus memastikan diri menjadi juara Liga
Champions 2012 (y)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar